Bisnis.com, JAKARTA - Penolakan surat kepercayaan atau credential letter Duta Besar Indonesia untuk Brazil Toto Riyanto oleh Presiden Brazil Dilma Rouseff telah melukai hubungan kedua negara.
Presiden Joko Widodo menilai tata krama yang ditunjukkan oleh Brazil
tidak lazim sehingga pada saat itu juga presiden meminta agar Toto
ditarik ke Jakarta.
"Ya kalau menurut saya, itu tata krama
hubungan yang tidak lazim," katanya di Bandara Halim Perdanakusuma
Jakarta sepulang dari kunjungan kerja di Banten, Senin (23/2/2015).
Satu jam berselang setelah penolakan surat kepercayaan atau sekitar
pukul 22.00 WIB atau 10.00 waktu Brazil, Kementerian Luar Negeri
Indonesia secara resmi memanggil pulang Dubes Indonesia untuk Brasil
"Jumat malam perintah saya untuk ditarik kembali," ujar Jokowi.
Pascapenolakan tersebut, Jokowi belum memikirkan langkah selanjutnya
baik kerja sama perdagangan maupun jual beli alat utama sistem
persenjataan (alutsista). Dia hanya menekankan bahwa pemerintah
Indonesia bersikap tegas apabila negara lain bertindak tidak lazim
terkait hubungan diplomatik negara.
"Belum tahu, yang jelas kita tegas, tarik," tegasnya.
Ditolaknya penyerahan surat kepercayaan Dubes Indonesia untuk Brasil
merupakan buntut dari eksekusi mati narapidana kasus narkotika Marco
Archer yang merupakan warga negara Brasil pada 17 Januari lalu.
Penarikan Dubes dilakukan dengan mengirimkan surat. Dalam surat
tersebut pemerintah Indonesia menjelaskan bahwa eksekusi mati dilakukan
sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Keputusan diambil oleh
Mahkamah Agung dan bukan ditentukan oleh presiden.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar